Jumat, 15 April 2016

PENGEMBANGAN MORAL ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN MORAL ANAK USIA DINI

Anak merupakan investasi yang penting bagi simber daya manusia di masa depan golden age yang terjadi 1 kali merupakn masa yang kritis bagi perkembangan anak.
Mendidik anak usia dini merupakan salah satu hal yang penting bagi pendidik salah satunya pendidikan moral yangtidak di peroleh dari buku.
       I.            PEMBAHASAN
Menurut kamus besar bahasaIndonesia moral memiliki makna akhlak dan tingkah laku yang susila. Sedangkan moralitas dimaknai dengan kesusilaan Etika di artikan dengan tata susila. Banyak tokoh dunia yang peduli pada permasalahan perkembangan  moral anak usia dini. Diantaranya John Dewey, Piaget, Thomas Tickona.
Dalam dunia pendidikan, khususnya yang terkait dengan pendidikan nilai moraldan Norma di pakai dengan istilah Disonasi dan Resonasi . Disonasi menekankan pada pengurungan/ penurunan gema/ getar ajarn nilai, Norma dan Moral yang telah di ketahui seseorang di proses pendidikan sebelumnya .
Terkait dengan pengembangan moralitas, anak usi dini pada dasarnya masih sangat memerlukan bantuan dalam beberapa hal. Seperti pembentukan karakter, kepribadian, perkembangan sosial.

    II.            Tahapan Perkembangan Moral Anak Menurut Para Ahli
a.      Menurut Lickona
Menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak sampai tataran moral action di perlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan mulai di proses moral knowing, moral feeling, moral action.
Pendidikan moral melalui pengembangan kepribadian merupakan suatu proses pendidikan yang memerlukan dukungan dari berbagai unsur yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dalam panfangan lickona, sesungguhnya setiap anak telah memiliki kecenderungan berbuat baik, Namun setiap anak memerlukan proses pendidikan dan pembiasaan yang di dukung oleh aspek lingkungan yang kondusif. hal itu menjadi salah satu faktor pendukung di dalam proses pendidikan . dalam hal ini peran guru sebagai pendidik bagi anak usia dini dalam meningkatkan kecerdasan moral adalah model, pembimbing, pelatih, motivator, dan penilaian perkembangan moralitas setiap anak didiknya

b.      Menurut John Dewey
Tahapan Perkembangan moral seseorang itu akan melewati tiga fase
1.      Fase Premoral atau preconvetional : pada level ini sikap dan perilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls biologis dan sosial.
2.      Tingkat konvensional: perkembangan moral manusiapada tahapan ini banyak didasari sikap kritis oleh kelompoknya.
3.      Autonomous: pada tahapan ini perkembangan moral manusia banyak dilandasi pola pikirnya sendiri.

Apresiasi kita terhadap teoridi atas adalah manusia pada dasarnya memiliki kesamaan pola perkembangan moral, seperti pada awal kehidupannya manusia tidak memiliki konsep kehidupan yang mencerminkan nilai moral.
Apresiasi yang kedua dari teori di atas adalah anak manusia pada tahapan selanjutnya telah mengalami pertambahan usia dan menemukan lingkungan baru dalam kehidupannya.
Pada tahapan terakhir, seorang manusia akan mampu menetukan berbagai pilihan sikap dan kepribadiaanya dengan dasar pola berfikirnya sendiri. Itulah tahapan kedewasaan manusia.

c.       Menurut Piaget
Piaget mengemukakan bahwa seorang manusia didalam kehidupannya akan melalui rentangan perkembangan moral sebagai berikut.
·         Tahapan heteronomous memiliki makna bahwa seseorang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian kuat dalam menentukan sikap dan perilaku. Dapat dikatakan bahwa dalam menentukan sikap dan perilaku. Dapat dikatakan dalam menentukan pilihan keputusan sebuah perilaku, masih dilandasi oleh aneka ragam serta sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan.

·         Tahapan autonomous, pada tahapan ini seorang anak manusia memiliki kemampuan sendiri dalam menentukan segala keputusan sikap dan perilaku moralitasnya. Perkembangan moral menurut piaget, dapat kita garis bawahi tentang perkembangan moral manusia bahwa yang sangat perlu mendapat fokus perhatian kita sebagai praktisi pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini terletak pada tahapanheteronomous (anak usia 2 sampai 6 tahun). Alasanya adalah pada fase ini anak masih sangat labi, mudah terbawa arus dan mudah terpengaruh.



Tidak ada komentar: